Potretnysantara.id,Natuna – Suasana Gedung Paripurna DPRD Kabupaten Natuna di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Batu Hitam, Jumat (10/10/2025) siang, tampak penuh khidmat dan semarak. Peringatan Hari Jadi Kabupaten Natuna ke-26 menjadi momentum istimewa bagi seluruh unsur pemerintahan dan masyarakat Natuna.
Rapat Paripurna yang dibuka langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Natuna Rusdi ini dihadiri jajaran Forkopimda, pimpinan OPD, para camat dan kepala desa se-Kabupaten Natuna, tokoh agama, adat, dan masyarakat.
Turut hadir Bupati Natuna Cen Sui Lan, Wakil Bupati H. Jarmin Siddik, Sekda H. Boy Wijanarko Varianto, serta perwakilan dari unsur TNI-Polri dan lembaga vertikal.
Dalam pidatonya, Bupati Cen Sui Lan menegaskan bahwa usia ke-26 Kabupaten Natuna bukan hanya penanda perjalanan waktu, tetapi menjadi ajang refleksi untuk menatap masa depan pembangunan daerah yang lebih tangguh, mandiri, dan berdaya saing.
“Peringatan ini bukan sekadar simbol usia, tetapi momentum refleksi untuk melihat sejauh mana perjalanan pembangunan kita, dan ke mana arah masa depan Natuna akan kita tuju,” ujar Cen Sui Lan.
Bupati perempuan pertama dalam sejarah Natuna ini juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para tokoh pendiri dan pemimpin terdahulu yang telah berjasa besar dalam membangun fondasi pemerintahan daerah.
“Silih berganti para pemimpin menahkodai Kabupaten Natuna, dan masing-masing telah memberi kontribusi nyata bagi kemajuan daerah. Kepada mereka, kami ucapkan terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya,” tambahnya.
Dalam laporannya, Bupati Cen Sui Lan menyampaikan sejumlah capaian penting pembangunan daerah selama dua dekade terakhir:
IPM Natuna meningkat menjadi 78,60 poin, menempatkan Natuna di posisi ketiga se-Provinsi Kepri.
Angka kemiskinan turun menjadi 5,04 persen, terendah kedua di Kepri setelah Batam.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun menjadi 3,89 persen.
Pertumbuhan ekonomi Natuna mencapai 18,70 persen (termasuk sektor migas).
“Data ini menunjukkan bahwa kerja keras seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah mulai menampakkan hasil yang menggembirakan,” ucapnya optimis.
Cen Sui Lan menegaskan bahwa tahun 2025 menjadi masa transisi kebijakan fiskal nasional yang menuntut efisiensi dan konsolidasi anggaran. Namun, hal tersebut tidak menghambat laju pembangunan daerah.
“Efisiensi bukan berarti memperlambat pembangunan, melainkan memastikan setiap rupiah anggaran tepat sasaran, transparan, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dengan kementerian, lembaga, serta dunia usaha untuk mempercepat realisasi pembangunan di wilayah perbatasan strategis seperti Natuna.
Dalam kurun waktu delapan bulan kepemimpinan, Bupati Cen Sui Lan bersama Wakil Bupati Jarmin Siddik telah menjalankan berbagai program prioritas, di antaranya:
Program sosial dan pemberdayaan ekonomi seperti bantuan UMKM, koperasi desa, dan subsidi pinjaman tanpa bunga.
Pembangunan infrastruktur dasar, termasuk jalan lingkar Sedanau dan Kelarik Ulu–Segeram.
Peningkatan layanan kesehatan lewat kerja sama dengan Fakultas Kedokteran UI dan Unand.
Rekrutmen PPPK sebanyak 1.424 orang serta jaminan sosial bagi 449 pekerja rentan.
Program kesejahteraan masyarakat, termasuk insentif guru mengaji dan bantuan bagi jemaah haji Natuna.
“Mari Kita Bangun Natuna Secara Berkelanjutan”
Menutup pidatonya, Cen Sui Lan menyampaikan pantun khas Melayu yang menggugah semangat:
Baju Melayu berbahan tenun,
Dipakai pangeran dalam hajatan.
Usia Natuna genap 26 tahun,
Mari kita bangun Natuna secara berkelanjutan.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi membangun Natuna menuju daerah yang maju, sejahtera, dan berdaya saing global.
“Dengan kerja keras, komitmen, dan kebersamaan, Natuna akan menjadi kebanggaan di beranda utara Indonesia,” tutup Cen Sui Lan disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Kegiatan paripurna ditutup sekitar pukul 14.30 WIB dengan suasana tertib dan penuh kehangatan. Lebih dari 100 undangan hadir mengikuti acara hingga selesai.
Peringatan Hari Jadi ke-26 Kabupaten Natuna tahun ini bukan hanya menjadi refleksi sejarah, tetapi juga tonggak semangat baru bagi seluruh masyarakat untuk melangkah menuju masa depan yang lebih gemilang.(Kalit)